PENYEBAB LUPA DAN KIAT MENGURANGI LUPA

PERBEDAN LUPA DAN HILANG DARI INGATAN

Hilang ingatan: pingsan, hilang akal: berubah akal, gila

lupa lu.pa
(1) lepas dr ingatan; tidak di pikiran (ingatan) lagi: karena sudah lama, ia lupa akan peristiwa   itu;
(2) tidak teringat: dia lupa membawa buku tulis;
(3) tidak sadar (tahu akan keadaan dirinya atau keadaan sekelilingnya, dsb): semenjak jatuh dia sering lupa akan keadaan sekelilingnya;
(4) lalai; tidak acuh: jangan lupa akan kewajibanmu.


FAKTOR PENYEBAB LUPA
Penyebab seringnya lupa - Penyakit lupa bukan karena bawaan. Namun ada faktor penyebab yang tidak boleh di anggap sepele. Coba pahami penyebab nya maka kita akan memusnahkan penyakit lupa ini secara bertahap.
Lupa memang terkadang sering di alami semua orang. Tidak hanya karena faktor usia yang terlalu tua, bahkan anak muda era saat ini lebih mudah melupakan sesuatu. Penyakit pikun ini mudah menyerang kapan saja. Terutama terkadang pada saat-saat genting. Inilah yang akan membuat kita malu di hadapan banyak orang, belum tua sudah pikun. Padahal penyebab lupa ini bukan hanya umur saja yang sudah kelewat batas. Namun hal lain seperti stres juga mampu mempengaruhi seseorang menjadi sering lupa.

 

 

 

 

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LUPA

  • Stres.
Stres yang terlalu berat sangat tidak baik, karena akan mempengaruhi sistem kerja otak yang normal sehingga akan menjadi racun bagi otak. Keadaan ini juga membahayakan memori yang tersimpan dalam otak, dan akan mudah teresiko penyakit Alzheimer.
  • Kehamilan.
    Banyak nya perubahan yang terjadi pada masa kehamilan ternyata juga berpengaruh pada kelupaan yang terjadi. Perubahan hormon dan cairan pada tubuh akan memicu sakit kepala dan meningkatkan cortisol serta akan berpengaruh pada memori yang tersimpan dalam otak.
  • Diet yang tidak sehat.
    Seseorang akan cepat mengalami kelupaan karena kurang nya asupan gula darah (glukosa). Sedangkan bila seseorang diet, ia akan kehilangan berat badan nya dalam waktu cepat, dan hal ini tentu karena ia rela menahan lapar dalam waktu yang lama. Ternyata ini juga sangat berpengaruh bagi daya ingat dan kemampuan berpikir seseorang.
  • Kemoterapi.
    Kemoterapi ini akan menyebabkan efek anemia, kelelahan, insomia, bahkan sulit berkonsentrasi. Jadi wajar saja bila seseorang dengan perawatan kemoterapi akan mengalami kelupaan dan kurang konsentrasi, karena saat perawatan, obat-obatan yang diberikan kerjanya seperti memukul di dalam kepala. Selain itu pasien kemoterapi juga pasti akan mengalami gizi buruk, karena nafsu makan juga akan berkurang.
USAHA YANG DAPAT MENGURANGI LUPA

Cara mengatasi Penyakit Lupa, lupa merukan penyakit yang sangat menjengkelkan. Menurut para pakar, Anda bisa mengingat kembali hal-hal yang sering Anda lakukan jika memperlakukan otak dengan benar.
Meskipun lupa ingatan sementara seperti ini bisa disebabkan oleh terlalu banyak tugas pada saat bersamaan (multitasking) atau karena menopause, Anda tidak perlu menyerah dan menerima kenyataan ini sebagai hal yang alami. Bagaimana cara memperlakukan otak dengan benar, berikut uraiannya untuk Anda.

Flossing setiap hari.
Pembentukan plak di gigi tidak baik untuk otak. Menurut Michael Roizen, MD, co-author YOU-The Owner's Manual: An Insider's Guide to the Body that Will Make You Healthier and Younger, plak yang terbentuk di antara gigi bisa memicu reaksi imun yang menyerang pembuluh darah, sehingga pembuluh darah tidak bisa mengirim nutrisi ke otak. Solusinya? Jangan lupa flossing setiap hari. Tidak ingat juga? Simpanlah benang floss di tempat penyimpanan make up Anda, dengan begitu akan mudah dilihat.

Multitasking di gym.
Sama seperti olahraga bisa menjaga bentuk tubuh, meregangkan otak juga bisa menjaga bentuknya tetap bagus. Dan melakukan kedua-duanya akan membawa manfaat ganda. Caranya, cobalah mengisi teka-teki silang sambil mengayuh stationary bike atau mendengarkan pelajaran bahasa atau iPod sambil berlari. Para ilmuwan menyatakan, melatih tubuh dan pikiran pada saat yang sama bisa meremajakan sel-sel otak. Tidak suka multitasking? Isilah teka-teka silang tepat setelah olahraga, saat otak masih benar-benar berenergi.

Perbanyak konsumsi ikan.
Asam lemak omega-3 yang terkandung dalam ikan seperti salmon dan makanan yang telah diperkaya seperti yogurt merupakan makanan super untuk memori. DHA, sejenis omega-3, efektif menurunkan peradangan arteri dan memperbaiki lapisan pelindung saraf. Hal ini, menurut Roizen, akan mengurangi lupa ingatan akibat usia, mengurangi risiko kepikunan, depresi, dan mempercepat daya pikir.

Olahraga.
Meningkatkan detak jantung 3 kali seminggu selama 20 menit, bahkan hanya dengan berjalan, akan memperbanyak oksigen di otak sehingga membantu pertumbuhan sel-sel baru. Menurut Sam Wang, PhD, associate professor of neuroscience di Princeton University, latihan aerobik juga sama efektifnya dengan aktivitas pelatihan otak lainnya. Tidak harus ke gym. Penelitian menunjukkan, aktivitas fisik sedang hingga kuat, bahkan hanya sekali seminggu, terbukti bisa membantu Anda mempertahankan fungsi kognitif hingga 30%.

Gunakan sumpit.
Menurut Maoshing Ni, PhD, penulis Second Spring: Dr. Mao's Hundreds of Natural Secrets for Women to Revitalize and Regenerate at Any Age, studi-studi menunjukkan kalau terlibat dalam aktivitas yang melibatkan ujung jari secara langsung akan menstimulasi otak. Aktivitas dengan ujung jari, seperti menggunakan sumpit, memintal, atau bahkan memutar-mutar pulpen atau pensil di antara jari juga bisa membantu otak dengan cara memperlancar peradaran darah. Dan sirkulasi darah yang baik akan membantu membuang produk-produk sampah yang mencegah nutrisi-nutrisi mencapai otak.

PENGERTIAN TRANSFER DALAM BELAJAR
Arti Transfer
Istilah “transfer belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning” dan berarti ; pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari.  Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang studi atau situasi di luar lingkup pendidikan. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang atau situasi di luar lingkup bidang studi di mana hasil itu mula-mula diperoleh.
Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya ketrampilan melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan ketrampilan baru pada masa sekarang.  Misalnya, hasil belajar di cabang olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket, dan lain-lain.  Berkat pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari sesuatu di bidang studi yang lain atau dalam pengaturan kehidupan sehari-hari.

Macam-macam Transfer belajar
1. Transfer positif
Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat membangtu belajar dalam situasi-situasi lain. “Memperoleh keuntungan’ berarti bahwa pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan positif, yaitu mempermudah dan menolong dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikul di keskolah atau dalam mengatur kehidupan seharihari, transfer belajar demikian tersebut disebut “transfer positif”.
Transfer positif, akan mudah terjadi pada diri seorang siswa apabila situasi belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi sehari-sehari yang akan ditempati ssiwa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah.  Misalnya, siswa yang telah pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa Arab, karena ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab). Pengetahuan tentang letak geografis suatu daerah, akan sangat membantu dalam memahami masalah perekonomian yang dihadapi oleh penghuni daerah itu, ketrampilan mengendarai sepeda motor akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan roda empat.
2.    Transfer negative
Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak  atau mengalami hamnbatan terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari.   “Mengalami hambatan” berarti bahwa pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan negatif, yautu mempersukar dan mempersulit dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikulum sekolah, atau dalam mengatur kehidupan sehari-hari, transfer belajar yang demikian disebut “transfer negatif”. 
Menghadapi kemungkinan terjadinya tranfer negatif itu, yang penting bagi guru adalah menyadari dan sekaligus menghindari para siswanya dari situasi-situasi belajar tertentu yang diduga keras berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar para siswa tersebut pada masa yang akan datang.
            Misalnya, Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila pindah ke salah satu negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak di sebelah kanan jalan.   pengetahaun akan semjumlah kata dalam bahasa Jerman, akan menghambat dalam mempelajari dalam mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada orang lain selama bertahun-tahun sesudah tamat sekolah.
             Individu yang sudah terbiasa mengetik dengan menggunakan dua jari, kalau belajar mengetik dengan sepuluh jari akan lebih banyak mengalami kesukaran daripada orang yang baru belajar mengetik.  Artinya, ketrampilan yang sebelumnya sudah dimiliki menjadi penghambat belajar ketrampilan lainnya.
3.     Transfer vertical
 Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar/pengetahuan yang lebih tinggi. Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi  dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai pengetahuan/ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit.
Misalnya, seorang ssiwa SD yang telah menguasai psrinsip penjumlahan dan pengurangan pada waktu duduk di kelas II akan mudah mempelajari perkalian pada waktu dia duduk di kelas III.
4.    Transfer lateral
Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/ketrampilan yang sederajat. Tranfer lateral (ke arah samping) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
Misalnya, seorang lulusan STM yang telah menguasai tehknologi “X” dari sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut  di tempat kerjanya. Di samping itu juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi mesin-mesin lainnya yang mengandung elemen dan kerumitan kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi.

Faktor-faktor yang berperanan dalam transfer belajar yakni ;
·       Proses belajar, kesungguhan motivasi belajar, dan kadar konsentrasi terhadap terhadap pelajaran. Siswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengolah materi pelajaran, dan ini juga tergantung dari motivasi belajar dan sejauhmana kadar konsentrasinya.  Maka, siswa yang kurang melibatkan diri dalam proses belajar, kurang cermat dalam dalam persepsi dan kurang mendalam dalam mengolah materi pelajaran, tidak diharapkan akan mengadakan transfer belaJar.
Semua ini berkaitan dengan tata cara belajar atau tekhnik-tekhnik studi, apakah efisien dan efektif. Maka makin tata cara belajar itu, makin meningkat pula kemungkinan siswa akan mengadakan transfer belajar.
·         Bahan atau materi dalam bidang studi, metode atau prosedur kerja yang diikuti dan sikap dibutuhkan dalam bidang studi.Transfer belajar mengendalikan adanya kesamaan, maka kesamaan  antara daerah/bidang studi atau antara bidang studi dan kehidupan sehari-hari itu, secara nyata harus ada. Adanya kesamaan juga meliputi taraf intelegensi, minat, dan perhatian.
·         Faktor-faktor subyektif siswa, antara lain taraf intelegensi (kemampuan belajar), minat, motivasi  dan perhatian.
Misalnya, Siswa yang memiliki motivasi intrinsik, yang merasa senang dalam belajar di sekolah dan yang mampu mengolah dengan baik dan secara mendalam, akan jauh lebih siap untuk mengadakan transfer belajar, dibandingkan dengan siswa yang kurang bermotivasi, kurang berperasaan senang dan kurang mampu mengolah dengan baik.
  • Sikap dan usaha guru.
Kesadaran dan usaha dari guru untuk mendampingi siswa dalam mengadakan transfer belajar.  Sikap guru yang menyadari, bahwa tanggungjawab nya tidak hanya terbatas paa bidang studi tertentu, tetapi juga mencakup usaha jujur untuk membentuk kepribadian siswa secara kesluruhan, dalam perkembangan intelektual, efektif (sikap) dan sosial.

Sumber  :

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya