Apa yang menjadi latar belakang kemiskinan di Indonesia ?


1.        Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk 250 juta jiwa. Dari jumlah ini penduduk miskin di Indonesia masih terus mengalami pertumbuhan. Kemiskinan juga terkait dengan angka pengangguran  tinggi. Angka pengangguran yang tinggi juga berpengaruh pada jumlah penduduk miskin.  Pada tahun 2006 angka pengangguran mencapai kisaran 10,8 % - 11 % dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin mencapai 39,5 juta orang atau 17,75 % dari total penduduk 222 juta orang. ( Dikti, 2009)
    1. Apa yang menjadi latar belakang kemiskinan di Indonesia ?
Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan.
Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan, membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu ada.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1.         Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2.         Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
3.         Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
Bila faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1.         Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
2.         Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
3.         Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
4.         Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.    
5.         Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.

    1. Lakukan identifikasi bentuk dan ciri kemiskinan di dalam kelompok ataupun komunitas anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua lanjut usia. Sertakan data untuk identifikasi Anda berupa berita koran, website.
Sumber : (http://yayasan-kksp.blogspot.com/2007/08/anak-jalanan-harus-diberi-pendidikan.html)
Berdasarkan hasil kajian di internet yang saya baca, secara garis besar anak - anak yang hidup di jalanan dibedakan ke dalam tiga kelompok :
1.         Children On the Street (Anak Jalanan yang bekerja di jalanan), yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi- sebagai pekerja anak-di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orangtua mereka. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orangtuanya.
2.         Children of the street  (Anak Jalanan yang hidup dijalanan), yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosialmaupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab  lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik maupun seksual.
3.         Children from families of the street atau children in street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalaan sejak anak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan. Di Indonesia, kategori ini dengan mudah ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang  rel kereta api, dan sebagainya  walau  secara kuantitatif jumlahnya belum diketahui secara pasti.

Adapun  faktor yang mendorong anak untuk turun ke jalan antara lain, sebagai berikut :
1.         Tingkat Mikro  (Immediate Causes)
Yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarga. Sebab-sebab yang bisa diidentifikasikan dari anak adalah lari dari rumah (sebagai contoh anak yang selalu hidup dengan orangtua yang terbiasa dengan menggunakan kekerasan (sering menampar, memukul, menganiaya karena kesalahan kecil) jika sudah melampaui batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup dijalanan, disuruh bekerja dengan kondisi masih sekolah atau disuruh putus sekolah, dalam rangka bertualang, bermain-main atau diajak teman. Sebab-sebab yang berasal dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orangtua menyediakan kebutuhan dasar, kondisi psikologis seperti ditolak orangtua, salah perawatan dari orangtua sehingga mengalami kekerasan di rumah (child abuse) kesulitan berhubungan dengan keluarga karena terpisah dari orangtua. Permasalahan atau sebab-sebab yang timbul baik dari anak maupun keluarga ini saling terkait satu sama lain.
2.         Tingkat Meso (Underlying Cause)
Yaitu faktor agar berhubungan dengan struktur masyarakat (struktur disini dianggap sebagai kelas masyarakat, dimana masyarakat itu ada yang miskin dan kaya. Bagi kelompok keluarga miskin anak akan diikut sertakan dalam menambah penghasilan keluarga). Sebab-sebab yang dapat diidentifikasikan ialah pada komunitas masyarakat miskin, anak-anak adalah aset untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga, oleh karena itu anak-anak diajarkan untuk bekerja pada masyarakat lain pergi ke kota untuk bekerja adalah sudah menjadi kebiasaan masyarakat dewasa dan anak-anak (berurbanisasi).
3.         Tingkat Makro (Basic Cause)
Faktor yang berhubungan dengan struktur masyarakat (struktur ini dianggap memiliki status sebab akibat yang sangat menentukan, dalam hal ini sebab banyak waktu di jalanan, akibatnya akan banyak uang). Sebab yang dapat diidentifikasikan secara ekonomi adalah membutuhkan modal dan keahlian besar. Untuk memperoleh uang yang lebih banyak mereka harus lama bekerja dijalanan dan meninggalkan bangku sekolah
4.         Orang  tua mendorong anak untuk bekerja membantu ekonomi keluarga.
5.         Kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh orang tua semakin meningkat sehingga anak lari ke jalanan.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, ditinjau dari sudut sosiologi kemiskinan dapat dilihat dari pola-polanya, yaitu:
1.         Kemiskinan Individual, kemiskinan ini terjadi karena adanya kekurangan- sekurangan yang disandang oleh seorang individu mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengentaskan dirinya dari lembah kemiskinan. Mungkin individu itu sakit-sakitan saja, sehingga tidak dapat bekerja yang memberi penghasilan. Mungkin juga ia tidak mempunyai modal finansial atau modal keterampilan (skill) untuk berusaha. Mungkin juga ia tidak mempunyai jiwa usaha atau semangat juang untuk maju di dalam kehidupan. Individu demikian itu dapat mederita hidup miskin dalam lingkungan yang kaya. Namun bagaimanapun, kalau individu itu dikaruniai jiwa usaha yang kuat atau semangat juang yang tinggi niscaya ia akan menemukan jalan untuk memperbaiki taraf hidupnya.
2.         Kemiskinan Relatif, untuk mengetahui kemiskinan relatif ini perlu diadakan perbandingan antara taraf kekayaan material dari keluarga-keluarga atau rumahtangga-rumahtangga di dalam suatu komunitas tertentu. Dengan perbandingan itu dapat disusun pandangan masyarakat mengenai mereka yang tergolong kaya dan relatif miskin di dalam komunitas tersebut. Ukuran yang dipakai adalah ukuran pada masyarakat setempat (lokal). Dengan demikian suatu keluarga yang di suatu daerah komunitas dianggap relatif miskin dapat saja termasuk golongan kaya apabila diukur dengan kriteria di 15tempat lain yang secara keseluruhan dapat dianggap komunitas atau daerah yang lebih miskin.
3.         Kemiskinan Struktural, kemiskinan ini dinamakan struktural karena disandang oleh suatu golongan yang ”built in” atau menjadi bagian yang seolah-olah tetap dalam struktur suatu masyarakat. Di dalam konsep kemiskinan struktural ada suatu golongan sosial yang menderita kekurangan-kekurangan fasilitas, modal, sikap mental atau jiwa usaha yang diperlukan untuk melepaskan diri dari ikatan kemiskinan. Salah satu contoh dari golongan yang menderita kemiskinan struktural yaitu nelayan yang tidak memiliki perahu. Di dalam golongan ini banyak terdapat orang-orang yang tidak mungkin hidup wajar hanya dari penghasilan kerjanya, akibatnya mereka harus pinjam dan selama hidup terbelit hutang yang tak kunjung lunas.
4.         Kemiskinan Budaya, yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu masyarakat di tengah-tengah lingkungan alam yang mengandung cukup banyak sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Kemiskinan ini disebabkan karena kebudayaan masyarakat tidak memiliki ilmu pengetahuan, pengalaman, teknologi, jiwa usaha dan dorongan sosial yang diperlukan untuk menggali kekayaan alam di lingkungannya dan menggunakannya untuk keperluan masyarakat.
    1. Faktor-faktor apa yang menjadi pemicu munculnya kemiskinan di Indonesia ?
Beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan adalah :
1.         Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
2.         faktor stuktural ini begitu besar mengambil peranàFaktor Struktural
dalam penciptaan kemiskinan, karena meliputi semua orang yang ada di
dalamnya. Faktor ini berada di luar diri individu sehingga dalam banyak hal tidak bisa dikendalikan oleh individu tersebut, tetapi sangat mempengaruhi individu tersebut.
Selain itu juga terdapat beberapa penyebab utama dari timbulnya kemiskinan Penyebab utama dari timbulnya kemiskinan ini adalah :
1.      Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.
2.      Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan.
3.      Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha.
4.      Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang.
5.      Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
6.      Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
7.      Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.

    1. Buatlah rancangan program untuk mengatasi kemiskinan yang diperuntukkan untuk kelompok anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua lanjut usia.
Beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merumuskan dan memperbaiki program pengentasan kemiskinan :
1.      Persiapan seluruh program pengentasan kemiskinan seharusnya mengikuti tahap-tahap perumusan dan pelaksanaan program yang standar, mulai dari diagnosis dan
analisis kemiskinan yang baik, penentuan tujuan, sasaran dan indikator, dan kemudian perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif.
2.      Tahap perancangan program juga seharusnya memanfaatkan hasil monitoring dan evaluasi program-program yang telah selesai maupun yang masih berlangsung, terutama program yang tujuan dan sasarannya sama atau tidak jauh beda.
3.      Penentuan sasaran yang akurat serta penetapan sistem monitoring dan evaluasi yang kokoh di awal program adalah hal penting.
4.      Program pengentasan kemiskinan sejauh mungkin harus difokuskan pada keberlanjutan program selama jangka menengah sehingga upaya dan manfaat terus berlanjut setelah program berakhir atau dikurangi skalanya.
5.      Ada kebutuhan akan pembangunan kapasitas yang lebih besar untuk memastikan bahwa pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dan pihak-pihak lain dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merumuskan dan melaksanakan prakarsa pengentasan kemiskinan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi secara efektif.
6.      Ada kebutuhan untuk melakukan sosialisasi publik dan menggalang partisipasi masyarakat luas untuk membuat masyarakat lebih mengetahui program dan manfaat potensialnya serta membantu pelaksanaan program dan menyediakan umpanbalik. Ini juga akan meningkatkan permintaan dan keinginan di tingkat daerah untuk melanjutkan upaya dan memberikan manfaat berkelanjutan pada kelompok-kelompok sasaran ketika program sudah selesai.
7.      Hal penting lainnya, perlu ditingkatkan penekanan pada pembangunan manusia dan pengembangan kapasitas (peran kepemimpinan lokal, penguatan kelembagaan, pengembangan keterampilan) supaya pemerintah daerah dan mitranya dapat memainkan peran yang lebih efektif serta meningkatkan manfaat dari program - programnya.
8.      Banyak program pengentasan kemiskinan menunjukkan kelemahan pada tahap pertama (diagnosis dan penetapan sasaran), yang bisa menyebabkan kesulitan dalam tahap pelaksanaan program maupun dalam monitoring dan evaluasi.
9.      Masalah pelaksanaan meliputi inefisiensi, kebocoran dan kegagalan untuk menjangkau sebagian kelompok sasaran, sebagian besar karena kurangnya kejelasan dan kerja sama antara lembaga, transparansi dan akuntabilitas serta sosialisasi, juga karena definisi atau kriteria seleksi kelompok sasaran yang kurang jelas.

v  Kelompok anak - anak dan remaja :
1.      peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat karya, perdagangan ekspor serta pengembangan UMKM.
2.      Pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bertujuan untuk membuka kesempatan berpartisipasi bagi masyarakat miskin dalam proses pembangunan dan meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin, serta perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
1.    Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
2.    Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
3.    Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Ø  Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
1.    Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
2.    Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit.
3.    Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
4.    Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
5.    Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada kelahiran.
Ø  Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
1.      Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
2.      Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
3.      Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
4.      Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
5.      Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha

v  Kelompok orang tua :
1.      Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar, pangan dan gizi).
2.      Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial lewat Program Keluarga Harapan (PKH).
Ada beberapa program pengentasan kemiskinan secara nasional:
1.      Laksanakan revitalisasi pertanian dan peningkatan produktivitas pertanian.Dengan hampir dua pertiga kepala keluarga miskin masih bekerja di sektor pertanian, memacu kemampuan sektor pertanian tetap mutlak bagi upaya pengentasan kemiskinan secara menyeluruh. Analisis menunjukkan bahwa rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian informal cenderung miskin. Akan tetapi pertanian di Indonesia tidak berkembang dengan baik. Kendati produktivitas kerja tetap meningkat akibat arus tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian, namun pertumbuhan produktivitas faktor total (total factor productivity) sektor pertanian ternyata negatif sejak awal tahun 1990an, dari pertumbuhan positif per tahun sebesar 2,5 persen pada periode 1968-1992 menjadi kontraksi per tahun sebesar 0,1 persen dari tahun 1993 sampai tahun 2000. Pemerintah dapat berperan dalam peningkatan produktivitas pertanian melalui langkah-langkah seperti: memacu investasi di bidang infrastruktur pokok, khususnya jalan dari daerah pertanian ke pasar, dan pengairan, bersamaan dengan memperluas pengelolaan air secara lokal; mendorong dan mendukung diversifikasi ke arah tanaman yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi; bekerja sama dengan sektor swasta untuk memastikan bahwa barang-barang ekspor memenuhi standar dunia; memacu pengeluaran di bidang riset pertanian; dan mendesain ulang layanan penyuluhan yang terdesentralisasi untuk lebih banyak melibatkan sektor swasta dan masyarakat madani. Upaya-upaya untuk memperbaiki produktivitas pertanian tersebut hendaknya juga mencakup pembangunan sistem pemasaran dan informasi yang lebih baik untuk unit usaha di pedesaan. Upaya memperlancar penerbitan sertifikat tanah dan memastikan bentuk-bentuk yang tepat bagi penguasaan lahan di seluruh Indonesia juga akan membantu proses tersebut.
2.      Hapuskan larangan impor beras.Menurunkan dan menciptakan stabilitas harga beras melalui penghapusan larangan impor beras merupakan jalan yang paling cepat bagi pemerintah untuk segera mengurangi angka kemiskinan. Beras merupakan komoditas pangan yang sangat penting untuk seluruh rakyat Indonesia-dan khususnya bagi masyarakat miskin, dimana beras merupakan 24,1 persen dari konsumsi mereka. Bagi Indonesia secara keseluruhan, empat dari lima rumah tangga merupakan konsumen netto beras, artinya, mereka mengkonsumsi lebih banyak beras daripada yang mereka hasilkan. Larangan impor beras dapat diganti dengan diberlakukannya tarif impor rendah. Di samping itu, penyediaan infrastruktur, riset pertanian, serta layanan penyuluhan secara terarah (targeted) akan membantu para petani untuk meningkatkan produksi beras.
3.      Luncurkan program pembangunan jalan pedesaan.Akses terhadap infrastruktur dan jalan terbukti memiliki korelasi erat dengan kemiskinan. Memiliki jalan aspal yang dapat dilalui sepanjang tahun terkait dengan tingkat pengeluaran lebih tinggi baik di daerah perkotaan (7,7 persen lebih tinggi) maupun di daerah pedesaan (3,1 persen lebih tinggi).
4.      Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS)
5.      2.Bantuan Langsung Tunai (BLT)
6.      Beras untuk Masyarakat Miskin (RASKIN)
7.      Bantuan Operasional Sekolan (BOS)
8.      Jaminan Pemeliharaan Kesehatan untuk Keluarga Miskin (JPK-GAKIN)
9.      Proyek Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian Sulawesi (SAADP)
10.  Program Penyediaan Air dan Sanitasi untuk Masyarakat Pendapatan Rendah (WSLIC2)
11.  Program Pengembangan Prasarana Pedesaan (P2D)
12.  Proyek Kemitraan bagi Pengembangan Ekonomi Lokal (KPEL)
13.  Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa (CERD/PMPD)
14.  Pembinaan Peningkatan Petani Nelayan Kecil (P4K)
Kesebelas program ini memiliki manfaat positif, dengan beberapa di antaranya yang memiliki manfaat lebih besar dari yang lain. Misalnya, WSLIC2 tidak hanya meningkatkan akses dan pemanfaatan air bersih tapi juga mengurangi penyakit yang tertular melalui air. Program-program pembangunan infrastruktur dan pembangunan masyarakat menghasilkan infrastruktur baru atau perbaikan infrastruktur yang ada serta menciptakan lapangan kerja lokal. Jaminan kesehatan dan program beras bersubsidi, meskipun ada banyak masalah, namun tetap membantu keluarga miskin secara rutin.



2.        Salah satu bentuk dari masalah sosial yang saat ini sangat memprihatinkan di Indonesia adalah Degradasi Moral Remaja ( Kenakalan Remaja ). Setiap saat kita akan dengan mudah temukan adanya informasi ataupun berita yang berkaitan dengan kenakalan remaja.
Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada  masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengankecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993).
Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dananti sosial tidak dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum. Bentuk kenakalan remaja tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti; pembunuhan,perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan.
    1. Apa yang menjadi latar belakang masalah kenakalan remaja di Indonesia ?
kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua dan pihak sekitar atau lingkungan dan juga setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan, keluarga, pendidikan
Kenakalan remaja atau delinkwensi anak-anak yang merupakan istilah lain dari juvenile delinquency (kenakalan anak) yakni tiap perbuatan yang bila dilakukan orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh anak, khususnya remaja. Suatu perbuatan itu disebut delinquen apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup, atau perbuatan yang ati-sosial dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif. (Drs. B. Simanjutak, S.H., Pengantar Kriminologi dan Sosiologi; hal: 25). Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Salah satu problem lama yang senantiasa muncul ditengah-tengah masyarakat. Masalah tersebut hidup, berkembang dan membawa akibat sendiri sepanjang masa; seusia kelompok masyarakat terbentuk.
    1. Lakukan identifikasi apa saja bentuk  Kenakalan Remaja  di Indonesia, sertakan data tentang bentuk kenakalan remaja tersebut. Data bisa dalam bentuk klipping koran, berita website dan lain sebagainya.



Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
1.      Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.
2.      Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
3.      Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit .
4.      Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
5.      Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

"REMAJA VS GENG MOTOR"

http://news.okezone.com/read/2008/05/29/1/113467/geng-motor-polisi-diduga-paksa-akui-pembunuhan

                Empat Warga Bandung Jadi Korban Geng Motor

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH--Genk motor kembali berulah di Kabupaten Bandung. Dalam sepekan, aksi mereka menelan empat orang korban. Sebagian korban menderita luka tusukan sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Aksi brutal pertama terjadi pada Sabtu (28/4) malam, tepatnya di sebuah bengkel tambal ban milik Jajat Sudrajat (28 tahun). Kala itu, bengkel yang terletak di Kampung Bojong Koneng, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah didatangi sekelompok orang dengan menunggangi empat unit sepeda motor.
Jajat mengaku tak mengetahui pasti alasan penyerangan genk motor tersebut. Saat kejadian, ia beserta seorang rekannya, Ikhsan (18) sedang mengobrol di pelataran bengkel miliknya. "Mereka membabi buta dan langsung menyerang kami," kata dia, Kamis (3/5).
Segerombolan pemuda itu pun memukuli Jajat dan Ikhsan. Jajat mengalami luka serius akibat tusukan benda tajam pada rusuk kanan. Sementara Ikhsan babak belur, hidungnya patah, dan lebam di mata kanan.
Ikhsan mengatakan, penyerangan segerombolan pemuda itu kemungkinan karena salah sangka. Sebab saat kejadian, genk motor tersebut berteriak-teriak dan menuduh dirinya dan Jajat memukuli adik dari salah satu anggota. "Sebelum kejadian saya sempat melerai perkelahian beberapa siswa SMP," ujarnya.

    1. Faktor-faktor apa saja yag menjadi pemicu munculnya kenakalan remaja di Indonesia ?
Sesuatu hal dalam hidup ini yang dapat menjadikan diri kita semakin terbelakang dan tertinggal untuk menjadikan atau membangun negara yang baik dan maju yaitu adanya penyabab dari kenakalan remaja dan salah satu dari penyebab kenakalan remaja (Interen) adalah :
1.      Krisis Identitas
perubahan biologis dan sosiologis pada bentuk remaja memungkinkan terjadianya dua bentuk integrasi.
a)      Terjadinyaperasaan konsistensi dalam kehidupannya.
b)      Gagal dalam mencapai identitas peran
2.      Kontrol Diri Yang Lemah
a)      Remaja yang tidak bisa membedakan dan mempelajari tingkah laku yang dapa diterima dan yang akan menyeret dalam tingkah laku nakal.

1.      Adanya orang tua yang kurang memperhatikan pada anaknya
2.      Adanya pertengkaran atau perselisihan antara Bapak dengan Ibu, Bapak dengan anak dan ibu dengan Anak
3.      orang tua terlalu membebaskan kepada anaknya dalam hal apapun
4.      terjadinya kesalahan dalam mendidik anak
5.      orang tua terlalu menekan keinginan anaknya
Begitu juga penyebab salah satu dari kenakalan remaja (exteren) adalah :
1.      ketidak cocokan atau ketidak nyamana terhadap lingkungan yang ia tempati
2.      salah memilih teman untuk bermaian
3.      nudah tergiur terhadap hal-hak yang bersipat Negatif
4.      kurangnya pendidikan yang ia dapat sewaktu masih muda atau kanak-kanak.





    1. Buatlah rancangan program untuk mengatasi Kenakalan Remaja, yang anda kelompokkan dalam  program untuk anak-anak sekolah, remaja jalanan, remaja pengangguran.
Ø  anak-anak sekolah
ü  Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
ü  Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
ü  Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
ü  Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
ü  Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
ü  Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
ü  Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
ü  Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Ø  Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja jalanan:
ü  Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
ü  Adanya motivasi dari keluarga, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
ü  Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
ü  Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
ü  Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Rounded Rectangle: Nama  : Anjar Setyo Pambudi
Kelas   : D /2
Nim : 112120136
 



1.        Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk 250 juta jiwa. Dari jumlah ini penduduk miskin di Indonesia masih terus mengalami pertumbuhan. Kemiskinan juga terkait dengan angka pengangguran  tinggi. Angka pengangguran yang tinggi juga berpengaruh pada jumlah penduduk miskin.  Pada tahun 2006 angka pengangguran mencapai kisaran 10,8 % - 11 % dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin mencapai 39,5 juta orang atau 17,75 % dari total penduduk 222 juta orang. ( Dikti, 2009)
    1. Apa yang menjadi latar belakang kemiskinan di Indonesia ?
Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan.
Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan, membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu ada.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1.         Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2.         Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
3.         Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
Bila faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1.         Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
2.         Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
3.         Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
4.         Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.    
5.         Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.

    1. Lakukan identifikasi bentuk dan ciri kemiskinan di dalam kelompok ataupun komunitas anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua lanjut usia. Sertakan data untuk identifikasi Anda berupa berita koran, website.
Sumber : (http://yayasan-kksp.blogspot.com/2007/08/anak-jalanan-harus-diberi-pendidikan.html)
Berdasarkan hasil kajian di internet yang saya baca, secara garis besar anak - anak yang hidup di jalanan dibedakan ke dalam tiga kelompok :
1.         Children On the Street (Anak Jalanan yang bekerja di jalanan), yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi- sebagai pekerja anak-di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orangtua mereka. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orangtuanya.
2.         Children of the street  (Anak Jalanan yang hidup dijalanan), yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosialmaupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab  lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik maupun seksual.
3.         Children from families of the street atau children in street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalaan sejak anak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan. Di Indonesia, kategori ini dengan mudah ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang  rel kereta api, dan sebagainya  walau  secara kuantitatif jumlahnya belum diketahui secara pasti.

Adapun  faktor yang mendorong anak untuk turun ke jalan antara lain, sebagai berikut :
1.         Tingkat Mikro  (Immediate Causes)
Yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarga. Sebab-sebab yang bisa diidentifikasikan dari anak adalah lari dari rumah (sebagai contoh anak yang selalu hidup dengan orangtua yang terbiasa dengan menggunakan kekerasan (sering menampar, memukul, menganiaya karena kesalahan kecil) jika sudah melampaui batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup dijalanan, disuruh bekerja dengan kondisi masih sekolah atau disuruh putus sekolah, dalam rangka bertualang, bermain-main atau diajak teman. Sebab-sebab yang berasal dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orangtua menyediakan kebutuhan dasar, kondisi psikologis seperti ditolak orangtua, salah perawatan dari orangtua sehingga mengalami kekerasan di rumah (child abuse) kesulitan berhubungan dengan keluarga karena terpisah dari orangtua. Permasalahan atau sebab-sebab yang timbul baik dari anak maupun keluarga ini saling terkait satu sama lain.
2.         Tingkat Meso (Underlying Cause)
Yaitu faktor agar berhubungan dengan struktur masyarakat (struktur disini dianggap sebagai kelas masyarakat, dimana masyarakat itu ada yang miskin dan kaya. Bagi kelompok keluarga miskin anak akan diikut sertakan dalam menambah penghasilan keluarga). Sebab-sebab yang dapat diidentifikasikan ialah pada komunitas masyarakat miskin, anak-anak adalah aset untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga, oleh karena itu anak-anak diajarkan untuk bekerja pada masyarakat lain pergi ke kota untuk bekerja adalah sudah menjadi kebiasaan masyarakat dewasa dan anak-anak (berurbanisasi).
3.         Tingkat Makro (Basic Cause)
Faktor yang berhubungan dengan struktur masyarakat (struktur ini dianggap memiliki status sebab akibat yang sangat menentukan, dalam hal ini sebab banyak waktu di jalanan, akibatnya akan banyak uang). Sebab yang dapat diidentifikasikan secara ekonomi adalah membutuhkan modal dan keahlian besar. Untuk memperoleh uang yang lebih banyak mereka harus lama bekerja dijalanan dan meninggalkan bangku sekolah
4.         Orang  tua mendorong anak untuk bekerja membantu ekonomi keluarga.
5.         Kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh orang tua semakin meningkat sehingga anak lari ke jalanan.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, ditinjau dari sudut sosiologi kemiskinan dapat dilihat dari pola-polanya, yaitu:
1.         Kemiskinan Individual, kemiskinan ini terjadi karena adanya kekurangan- sekurangan yang disandang oleh seorang individu mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengentaskan dirinya dari lembah kemiskinan. Mungkin individu itu sakit-sakitan saja, sehingga tidak dapat bekerja yang memberi penghasilan. Mungkin juga ia tidak mempunyai modal finansial atau modal keterampilan (skill) untuk berusaha. Mungkin juga ia tidak mempunyai jiwa usaha atau semangat juang untuk maju di dalam kehidupan. Individu demikian itu dapat mederita hidup miskin dalam lingkungan yang kaya. Namun bagaimanapun, kalau individu itu dikaruniai jiwa usaha yang kuat atau semangat juang yang tinggi niscaya ia akan menemukan jalan untuk memperbaiki taraf hidupnya.
2.         Kemiskinan Relatif, untuk mengetahui kemiskinan relatif ini perlu diadakan perbandingan antara taraf kekayaan material dari keluarga-keluarga atau rumahtangga-rumahtangga di dalam suatu komunitas tertentu. Dengan perbandingan itu dapat disusun pandangan masyarakat mengenai mereka yang tergolong kaya dan relatif miskin di dalam komunitas tersebut. Ukuran yang dipakai adalah ukuran pada masyarakat setempat (lokal). Dengan demikian suatu keluarga yang di suatu daerah komunitas dianggap relatif miskin dapat saja termasuk golongan kaya apabila diukur dengan kriteria di 15tempat lain yang secara keseluruhan dapat dianggap komunitas atau daerah yang lebih miskin.
3.         Kemiskinan Struktural, kemiskinan ini dinamakan struktural karena disandang oleh suatu golongan yang ”built in” atau menjadi bagian yang seolah-olah tetap dalam struktur suatu masyarakat. Di dalam konsep kemiskinan struktural ada suatu golongan sosial yang menderita kekurangan-kekurangan fasilitas, modal, sikap mental atau jiwa usaha yang diperlukan untuk melepaskan diri dari ikatan kemiskinan. Salah satu contoh dari golongan yang menderita kemiskinan struktural yaitu nelayan yang tidak memiliki perahu. Di dalam golongan ini banyak terdapat orang-orang yang tidak mungkin hidup wajar hanya dari penghasilan kerjanya, akibatnya mereka harus pinjam dan selama hidup terbelit hutang yang tak kunjung lunas.
4.         Kemiskinan Budaya, yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu masyarakat di tengah-tengah lingkungan alam yang mengandung cukup banyak sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Kemiskinan ini disebabkan karena kebudayaan masyarakat tidak memiliki ilmu pengetahuan, pengalaman, teknologi, jiwa usaha dan dorongan sosial yang diperlukan untuk menggali kekayaan alam di lingkungannya dan menggunakannya untuk keperluan masyarakat.
    1. Faktor-faktor apa yang menjadi pemicu munculnya kemiskinan di Indonesia ?
Beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan adalah :
1.         Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
2.         faktor stuktural ini begitu besar mengambil peranàFaktor Struktural
dalam penciptaan kemiskinan, karena meliputi semua orang yang ada di
dalamnya. Faktor ini berada di luar diri individu sehingga dalam banyak hal tidak bisa dikendalikan oleh individu tersebut, tetapi sangat mempengaruhi individu tersebut.
Selain itu juga terdapat beberapa penyebab utama dari timbulnya kemiskinan Penyebab utama dari timbulnya kemiskinan ini adalah :
1.      Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.
2.      Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan.
3.      Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha.
4.      Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang.
5.      Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
6.      Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
7.      Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.

    1. Buatlah rancangan program untuk mengatasi kemiskinan yang diperuntukkan untuk kelompok anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua lanjut usia.
Beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merumuskan dan memperbaiki program pengentasan kemiskinan :
1.      Persiapan seluruh program pengentasan kemiskinan seharusnya mengikuti tahap-tahap perumusan dan pelaksanaan program yang standar, mulai dari diagnosis dan
analisis kemiskinan yang baik, penentuan tujuan, sasaran dan indikator, dan kemudian perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif.
2.      Tahap perancangan program juga seharusnya memanfaatkan hasil monitoring dan evaluasi program-program yang telah selesai maupun yang masih berlangsung, terutama program yang tujuan dan sasarannya sama atau tidak jauh beda.
3.      Penentuan sasaran yang akurat serta penetapan sistem monitoring dan evaluasi yang kokoh di awal program adalah hal penting.
4.      Program pengentasan kemiskinan sejauh mungkin harus difokuskan pada keberlanjutan program selama jangka menengah sehingga upaya dan manfaat terus berlanjut setelah program berakhir atau dikurangi skalanya.
5.      Ada kebutuhan akan pembangunan kapasitas yang lebih besar untuk memastikan bahwa pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dan pihak-pihak lain dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merumuskan dan melaksanakan prakarsa pengentasan kemiskinan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi secara efektif.
6.      Ada kebutuhan untuk melakukan sosialisasi publik dan menggalang partisipasi masyarakat luas untuk membuat masyarakat lebih mengetahui program dan manfaat potensialnya serta membantu pelaksanaan program dan menyediakan umpanbalik. Ini juga akan meningkatkan permintaan dan keinginan di tingkat daerah untuk melanjutkan upaya dan memberikan manfaat berkelanjutan pada kelompok-kelompok sasaran ketika program sudah selesai.
7.      Hal penting lainnya, perlu ditingkatkan penekanan pada pembangunan manusia dan pengembangan kapasitas (peran kepemimpinan lokal, penguatan kelembagaan, pengembangan keterampilan) supaya pemerintah daerah dan mitranya dapat memainkan peran yang lebih efektif serta meningkatkan manfaat dari program - programnya.
8.      Banyak program pengentasan kemiskinan menunjukkan kelemahan pada tahap pertama (diagnosis dan penetapan sasaran), yang bisa menyebabkan kesulitan dalam tahap pelaksanaan program maupun dalam monitoring dan evaluasi.
9.      Masalah pelaksanaan meliputi inefisiensi, kebocoran dan kegagalan untuk menjangkau sebagian kelompok sasaran, sebagian besar karena kurangnya kejelasan dan kerja sama antara lembaga, transparansi dan akuntabilitas serta sosialisasi, juga karena definisi atau kriteria seleksi kelompok sasaran yang kurang jelas.

v  Kelompok anak - anak dan remaja :
1.      peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat karya, perdagangan ekspor serta pengembangan UMKM.
2.      Pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bertujuan untuk membuka kesempatan berpartisipasi bagi masyarakat miskin dalam proses pembangunan dan meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin, serta perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
1.    Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
2.    Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
3.    Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Ø  Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
1.    Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
2.    Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit.
3.    Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
4.    Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
5.    Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada kelahiran.
Ø  Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
1.      Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
2.      Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
3.      Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
4.      Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
5.      Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha

v  Kelompok orang tua :
1.      Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar, pangan dan gizi).
2.      Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial lewat Program Keluarga Harapan (PKH).
Ada beberapa program pengentasan kemiskinan secara nasional:
1.      Laksanakan revitalisasi pertanian dan peningkatan produktivitas pertanian.Dengan hampir dua pertiga kepala keluarga miskin masih bekerja di sektor pertanian, memacu kemampuan sektor pertanian tetap mutlak bagi upaya pengentasan kemiskinan secara menyeluruh. Analisis menunjukkan bahwa rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian informal cenderung miskin. Akan tetapi pertanian di Indonesia tidak berkembang dengan baik. Kendati produktivitas kerja tetap meningkat akibat arus tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian, namun pertumbuhan produktivitas faktor total (total factor productivity) sektor pertanian ternyata negatif sejak awal tahun 1990an, dari pertumbuhan positif per tahun sebesar 2,5 persen pada periode 1968-1992 menjadi kontraksi per tahun sebesar 0,1 persen dari tahun 1993 sampai tahun 2000. Pemerintah dapat berperan dalam peningkatan produktivitas pertanian melalui langkah-langkah seperti: memacu investasi di bidang infrastruktur pokok, khususnya jalan dari daerah pertanian ke pasar, dan pengairan, bersamaan dengan memperluas pengelolaan air secara lokal; mendorong dan mendukung diversifikasi ke arah tanaman yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi; bekerja sama dengan sektor swasta untuk memastikan bahwa barang-barang ekspor memenuhi standar dunia; memacu pengeluaran di bidang riset pertanian; dan mendesain ulang layanan penyuluhan yang terdesentralisasi untuk lebih banyak melibatkan sektor swasta dan masyarakat madani. Upaya-upaya untuk memperbaiki produktivitas pertanian tersebut hendaknya juga mencakup pembangunan sistem pemasaran dan informasi yang lebih baik untuk unit usaha di pedesaan. Upaya memperlancar penerbitan sertifikat tanah dan memastikan bentuk-bentuk yang tepat bagi penguasaan lahan di seluruh Indonesia juga akan membantu proses tersebut.
2.      Hapuskan larangan impor beras.Menurunkan dan menciptakan stabilitas harga beras melalui penghapusan larangan impor beras merupakan jalan yang paling cepat bagi pemerintah untuk segera mengurangi angka kemiskinan. Beras merupakan komoditas pangan yang sangat penting untuk seluruh rakyat Indonesia-dan khususnya bagi masyarakat miskin, dimana beras merupakan 24,1 persen dari konsumsi mereka. Bagi Indonesia secara keseluruhan, empat dari lima rumah tangga merupakan konsumen netto beras, artinya, mereka mengkonsumsi lebih banyak beras daripada yang mereka hasilkan. Larangan impor beras dapat diganti dengan diberlakukannya tarif impor rendah. Di samping itu, penyediaan infrastruktur, riset pertanian, serta layanan penyuluhan secara terarah (targeted) akan membantu para petani untuk meningkatkan produksi beras.
3.      Luncurkan program pembangunan jalan pedesaan.Akses terhadap infrastruktur dan jalan terbukti memiliki korelasi erat dengan kemiskinan. Memiliki jalan aspal yang dapat dilalui sepanjang tahun terkait dengan tingkat pengeluaran lebih tinggi baik di daerah perkotaan (7,7 persen lebih tinggi) maupun di daerah pedesaan (3,1 persen lebih tinggi).
4.      Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS)
5.      2.Bantuan Langsung Tunai (BLT)
6.      Beras untuk Masyarakat Miskin (RASKIN)
7.      Bantuan Operasional Sekolan (BOS)
8.      Jaminan Pemeliharaan Kesehatan untuk Keluarga Miskin (JPK-GAKIN)
9.      Proyek Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian Sulawesi (SAADP)
10.  Program Penyediaan Air dan Sanitasi untuk Masyarakat Pendapatan Rendah (WSLIC2)
11.  Program Pengembangan Prasarana Pedesaan (P2D)
12.  Proyek Kemitraan bagi Pengembangan Ekonomi Lokal (KPEL)
13.  Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa (CERD/PMPD)
14.  Pembinaan Peningkatan Petani Nelayan Kecil (P4K)
Kesebelas program ini memiliki manfaat positif, dengan beberapa di antaranya yang memiliki manfaat lebih besar dari yang lain. Misalnya, WSLIC2 tidak hanya meningkatkan akses dan pemanfaatan air bersih tapi juga mengurangi penyakit yang tertular melalui air. Program-program pembangunan infrastruktur dan pembangunan masyarakat menghasilkan infrastruktur baru atau perbaikan infrastruktur yang ada serta menciptakan lapangan kerja lokal. Jaminan kesehatan dan program beras bersubsidi, meskipun ada banyak masalah, namun tetap membantu keluarga miskin secara rutin.



2.        Salah satu bentuk dari masalah sosial yang saat ini sangat memprihatinkan di Indonesia adalah Degradasi Moral Remaja ( Kenakalan Remaja ). Setiap saat kita akan dengan mudah temukan adanya informasi ataupun berita yang berkaitan dengan kenakalan remaja.
Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada  masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengankecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993).
Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dananti sosial tidak dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum. Bentuk kenakalan remaja tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti; pembunuhan,perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan.
    1. Apa yang menjadi latar belakang masalah kenakalan remaja di Indonesia ?
kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua dan pihak sekitar atau lingkungan dan juga setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan, keluarga, pendidikan
Kenakalan remaja atau delinkwensi anak-anak yang merupakan istilah lain dari juvenile delinquency (kenakalan anak) yakni tiap perbuatan yang bila dilakukan orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh anak, khususnya remaja. Suatu perbuatan itu disebut delinquen apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup, atau perbuatan yang ati-sosial dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif. (Drs. B. Simanjutak, S.H., Pengantar Kriminologi dan Sosiologi; hal: 25). Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Salah satu problem lama yang senantiasa muncul ditengah-tengah masyarakat. Masalah tersebut hidup, berkembang dan membawa akibat sendiri sepanjang masa; seusia kelompok masyarakat terbentuk.
    1. Lakukan identifikasi apa saja bentuk  Kenakalan Remaja  di Indonesia, sertakan data tentang bentuk kenakalan remaja tersebut. Data bisa dalam bentuk klipping koran, berita website dan lain sebagainya.



Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
1.      Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.
2.      Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
3.      Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit .
4.      Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
5.      Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

"REMAJA VS GENG MOTOR"

http://news.okezone.com/read/2008/05/29/1/113467/geng-motor-polisi-diduga-paksa-akui-pembunuhan

                Empat Warga Bandung Jadi Korban Geng Motor

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH--Genk motor kembali berulah di Kabupaten Bandung. Dalam sepekan, aksi mereka menelan empat orang korban. Sebagian korban menderita luka tusukan sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Aksi brutal pertama terjadi pada Sabtu (28/4) malam, tepatnya di sebuah bengkel tambal ban milik Jajat Sudrajat (28 tahun). Kala itu, bengkel yang terletak di Kampung Bojong Koneng, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah didatangi sekelompok orang dengan menunggangi empat unit sepeda motor.
Jajat mengaku tak mengetahui pasti alasan penyerangan genk motor tersebut. Saat kejadian, ia beserta seorang rekannya, Ikhsan (18) sedang mengobrol di pelataran bengkel miliknya. "Mereka membabi buta dan langsung menyerang kami," kata dia, Kamis (3/5).
Segerombolan pemuda itu pun memukuli Jajat dan Ikhsan. Jajat mengalami luka serius akibat tusukan benda tajam pada rusuk kanan. Sementara Ikhsan babak belur, hidungnya patah, dan lebam di mata kanan.
Ikhsan mengatakan, penyerangan segerombolan pemuda itu kemungkinan karena salah sangka. Sebab saat kejadian, genk motor tersebut berteriak-teriak dan menuduh dirinya dan Jajat memukuli adik dari salah satu anggota. "Sebelum kejadian saya sempat melerai perkelahian beberapa siswa SMP," ujarnya.

    1. Faktor-faktor apa saja yag menjadi pemicu munculnya kenakalan remaja di Indonesia ?
Sesuatu hal dalam hidup ini yang dapat menjadikan diri kita semakin terbelakang dan tertinggal untuk menjadikan atau membangun negara yang baik dan maju yaitu adanya penyabab dari kenakalan remaja dan salah satu dari penyebab kenakalan remaja (Interen) adalah :
1.      Krisis Identitas
perubahan biologis dan sosiologis pada bentuk remaja memungkinkan terjadianya dua bentuk integrasi.
a)      Terjadinyaperasaan konsistensi dalam kehidupannya.
b)      Gagal dalam mencapai identitas peran
2.      Kontrol Diri Yang Lemah
a)      Remaja yang tidak bisa membedakan dan mempelajari tingkah laku yang dapa diterima dan yang akan menyeret dalam tingkah laku nakal.

1.      Adanya orang tua yang kurang memperhatikan pada anaknya
2.      Adanya pertengkaran atau perselisihan antara Bapak dengan Ibu, Bapak dengan anak dan ibu dengan Anak
3.      orang tua terlalu membebaskan kepada anaknya dalam hal apapun
4.      terjadinya kesalahan dalam mendidik anak
5.      orang tua terlalu menekan keinginan anaknya
Begitu juga penyebab salah satu dari kenakalan remaja (exteren) adalah :
1.      ketidak cocokan atau ketidak nyamana terhadap lingkungan yang ia tempati
2.      salah memilih teman untuk bermaian
3.      nudah tergiur terhadap hal-hak yang bersipat Negatif
4.      kurangnya pendidikan yang ia dapat sewaktu masih muda atau kanak-kanak.





    1. Buatlah rancangan program untuk mengatasi Kenakalan Remaja, yang anda kelompokkan dalam  program untuk anak-anak sekolah, remaja jalanan, remaja pengangguran.
Ø  anak-anak sekolah
ü  Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
ü  Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
ü  Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
ü  Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
ü  Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
ü  Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
ü  Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
ü  Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Ø  Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja jalanan:
ü  Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
ü  Adanya motivasi dari keluarga, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
ü  Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
ü  Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
ü  Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan